ALATUJIGEOTEKNIK – Tanah adalah material dasar yang esensial untuk mendukung infrastruktur dan kehidupan di Bumi. Dalam dunia geoteknik, stabilitas tanah merupakan pertimbangan utama, terutama ketika membangun struktur penahan atau melakukan penggalian.
Salah satu kendala pada stabilitas struktur tanah adalah deformasi lateral tanah, yaitu pergerakan horizontal massa tanah. Deformasi ini dapat menyebabkan kegagalan struktur, keruntuhan lereng, dan kerusakan pada bangunan di sekitarnya. Oleh karena itu, memahami penyebab pergerakan ini sangatlah penting.
Artikel ini akan membahas beberapa faktor utama yang memengaruhi deformasi lateral pada tanah. Apa saja faktornya? bagaimana cara mencegahnya? simak artikel berikut.
Baca juga : Mengenal Inclinometer Sebagai Alat Pengukuran Kemiringan
Apa itu Deformasi Lateral Tanah?

Deformasi lateral tanah adalah perubahan posisi atau pergerakan massa tanah ke arah horizontal atau menyamping. Pergerakan ini timbul akibat adanya gaya atau tekanan yang bekerja pada tanah tersebut, seperti beban eksternal dari bangunan, dinding penahan, atau perubahan kondisi lingkungan (misalnya pemadatan atau tekanan air pori).
Umumnya, pergeseran signifikan ini terjadi pada lereng, dinding penahan, atau area timbunan tanah. Memahami deformasi horizontal ini sangat penting dipelajari karena dapat memengaruhi stabilitas struktur tanah dan keamanan konstruksi di atasnya. Oleh karena itu, para insinyur sering menganalisis pergerakan lateral untuk memastikan konstruksi seperti dinding penahan tanah mampu menahan tekanan horizontal tanah tanpa mengalami kegagalan struktural atau longsor.
Faktor Yang Mempengaruhi Deformasi Lateral Tanah
Faktor yang mempengaruhi deformasi lateral pada tanah sangat beragam dan kompleks, meliputi karakteristik tanah, beban yang bekerja, dan kondisi lingkungan sekitar, hal ini sangat penting untuk diketahui supaya dapat meminimalkan risiko bencana. Berikut adalah faktor utama yang mempengaruhi deformasi lateral tanah:
1. Faktor Geoteknik dan Material Tanah
-
Kekuatan dan sifat tanah: Kekuatan geser tanah, kohesi, dan sudut geser tanah sangat mempengaruhi seberapa besar tanah mengalami deformasi lateral saat dikenai tekanan.
-
Kondisi air tanah: Air tanah dan tekanan air pori dapat meningkatkan deformasi tanah, terutama jika terjadi perubahan kondisi air yang menyebabkan tanah menjadi lebih lemah atau mengalami penurunan volume.
-
Jenis tanah dan struktur: Tanah bertekstur pasir, lempung, atau lanau memiliki tingkat deformasi yang berbeda tergantung pada sifat elastis dan plastisnya.
2. Faktor Struktur dan Bentuk Fisik
-
Jarak celah antar batu atau elemen konstruksi: Pada dinding penahan tanah, variabel jarak antar elemen seperti bata atau beton bertulang mempengaruhi seberapa besar deformasi lateral yang terjadi, serta jumlah butiran tanah yang lolos melalui celah.
-
Kekuatan struktural dinding penahan tanah: Kekakuan dan ketebalan dinding juga berpengaruh karena mempengaruhi distribusi dan resistensi terhadap gaya lateral tanah.
3. Faktor Beban dan Konstruksi
-
Beban dari bangunan di atas atau di belakang dinding: Beban akhir dari konstruksi di atas tanah memberi tekanan yang memengaruhi deformasi lateral terutama jika beban tidak merata.
-
Kedalaman penggalian: Semakin dalam penggalian, semakin besar tekanan lateral yang bekerja dan mempengaruhi deformasi.
4. Faktor Lingkungan
-
Kondisi suhu dan kelembapan: Perubahan suhu atau kelembapan dapat mempercepat deformasi melalui perubahan volume tanah dan sifat tanah.
-
Pergerakan tanah akibat faktor eksternal: Seperti getaran akibat kegiatan manusia, gempa, atau aliran air yang dapat memperbesar deformasi lateral tanah.
5. Faktor Konstruksi dan Perkuatan
-
Penggunaan struktur perkuatan: Penggunaan strutting, tie-rod, atau bahan perkuatan lain mempengaruhi deformasi serta stabilitas tanah dan dinding penahan tanah
Dampak Deformasi Lateral Tanah
Deformasi lateral mengakibatkan pergeseran atau pergerakan massa tanah ke arah horizontal, yang memberi tekanan langsung pada dinding penahan tanah. Konsekuensinya terhadap dinding penahan cukup signifikan. Dampak utama yang terjadi meliputi:
-
Pergeseran dan penurunan dinding penahan: Deformasi lateral menyebabkan dinding mengalami pergeseran ke luar dari posisi awalnya. Hal ini berpotensi mengurangi efektivitas dinding dalam menahan tekanan tanah sehingga mengancam stabilitas dinding dan bangunan di atasnya.
-
Penurunan faktor keamanan stabilitas: Deformasi yang terjadi bisa mengurangi faktor keamanan struktur dinding penahan tanah, sehingga meningkatkan risiko kegagalan struktur seperti roboh atau runtuh.
-
Kerusakan struktural: Deformasi yang berlebihan dapat menimbulkan retak-retak, geseran sambungan, dan kerusakan pada elemen struktural dinding penahan yang menuntut perbaikan atau penguatan ulang.
-
Mengganggu fungsi penahanan tanah: Jika dinding tidak mampu menahan tekanan lateral karena deformasi, tanah di belakang dinding bisa mengalami longsor atau pergeseran lebih lanjut yang berbahaya bagi konstruksi sekitar.
-
Dampak pada lingkungan sekitar: Deformasi lateral dapat mempengaruhi stabilitas lereng dan infrastruktur di sekitarnya, meningkatkan potensi kegagalan tanah dan risiko keselamatan.
Cara Mencegah Risiko Deformasi Lateral Tanah
Pencegahan risiko kemiringan tanah melibatkan upaya untuk mengurangi faktor-faktor fisik yang dapat mempengaruhi kemiringan tanah. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah:
1. Penguatan dan Stabilisasi Tanah
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kuat geser dan kepadatan massa tanah sehingga lebih tahan terhadap tekanan lateral.
- Pemadatan (Compaction): Memadatkan tanah timbunan atau tanah dasar secara optimal untuk meningkatkan kepadatan kering dan mengurangi potensi penurunan atau pergeseran.
- Perbaikan Tanah (Ground Improvement): Menggunakan teknik seperti:
- Grouting: Menyuntikkan bahan pengisi ke dalam tanah untuk mengisi rongga dan meningkatkan kekakuan.
- Kolom Batu (Stone Columns) atau Deep Soil Mixing (DSM): Meningkatkan kuat geser dan mengurangi deformasi pada tanah lunak di bawah struktur.
- Drainase Horizontal: Pemasangan lapisan atau sistem drainase untuk mengurangi akumulasi air dan tekanan air pori di belakang dinding penahan.
2. Pengelolaan Air (Hidrologi)
Mengelola air adalah kunci untuk mempertahankan kekuatan efektif tanah.
- Pemasangan Pipa Drainase Kaki Dinding (Toe Drains): Mengumpulkan dan membuang air yang merembes di belakang dinding untuk mencegah akumulasi tekanan hidrostatis.
- Pengendalian Permukaan Air Hujan: Mengarahkan aliran air permukaan menjauh dari area lereng atau di belakang struktur penahan untuk mengurangi infiltrasi.
- Pemanfaatan Piezometer: Untuk memantau elevasi Muka Air Tanah (MAT) dan tekanan air pori, memungkinkan tindakan preventif cepat jika terjadi kenaikan yang tidak terduga.
3. Instalasi dan Monitoring Inclinometer

Inclinometer dapat digunakan untuk mencegah risiko kemiringan tanah dengan mengukur sudut kemiringan tanah di bawah suatu struktur, para insinyur dapat menentukan apakah struktur tersebut telah stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Itulah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keadaan kemiringah tanah. Maka dari itu, upaya untuk mengurangi risiko kemiringan tanah meliputi pengelolaan air tanah, pemilihan teknik konstruksi yang tepat, dan terutama menggunakan inclinometer digital sangatlah dianjurkan.
ALATUJIGEOTEKNIK – sebagai perusahaan yang bergerak dibidang control dan monitoring system, kami menjual sensor inclinometer dengan harga dan kulitas terbaik. Selain itu, kami juga menyediakan layanan instalasi dan monitoring inclinometer pada tambang dan konstruksi lainnya. Informasi lebih lanjut atau konsultasi terkait alat dan jasa pemasangan inclinometer ini, silahkan hubungi kami di whatsapp melalui :

