ALATUJIGEOTEKNIK – Penurunan tanah merupakan salah satu fenomena alam yang dapat terjadi di kondisi tanah yang labil, terutama di daerah rawa dan daerah pesisir. Untuk mencegah dan mengantisipasi dampak buruk dari penurunan tanah terhadap struktur tanah, maka dari itu para engineer merancang berbagai metode pemantauan geoteknik yang dapat memberikan informasi akurat mengenai perilaku tanah.
Salah satu alat yang banyak digunakan dalam proses ini adalah settlement plate (SP), yaitu instrumen sederhana namun efektif untuk mencatat besarnya penurunan tanah secara berkala. Seperti apa bentuknya dan cara kerjanya? Simak artikel berikut ini.
Baca juga : Monitoring Settlement Plate
Apa Itu Settlement Plate?
Settlement Plate (SP) adalah salah satu instrument geoteknik yang berfungsi untuk mengukur besaran penurunan tanah saat ada proses preloading (timbunan) atau beban berat material lain. Alat ini biasa digunakan dalam proyek yang struktur tanahnya lunak dan perlu dipadatkan secara bertahap sebelum dibangun konstruksi seperti jalan tol, bendungan dan jembatan.
Penurunan tanah harus dimonitor untuk memastikan bahwa proses penurunan tanah yang terjadi masih dalam ambang batas “aman”. Aman dalam arti tidak berisiko menimbulkan sliding/longsor terhadap bangunan yang ada di sekitar lokasi timbunan itu sendiri.
Komponen settlement plate terdiri dari :
- Pelat dasar (base plate)
- Tiang penghubung (pipa galvanis)
- Datum : Datum adalah tanda acuan yang dipasang pada tiang SP (biasanya berupa paku atau tanda khusus di pipa galvanis). Fungsi utamanya adalah sebagai patokan pengukuran untuk menghitung seberapa besar tanah telah turun (settlement).
- Titik referensi (benchmark) : Benchmark adalah titik acuan tetap di lokasi proyek yang tidak mengalami perubahan elevasi dan digunakan sebagai referensi utama dalam pengukuran perubahan elevasi datum settlement plate.
Fungsi Utama Settlement Plate
- Mengukur Penurunan Tanah:
SP memberi tahu kita seberapa dalam tanah turun (ambles) akibat beban timbunan. Ini penting agar kita tahu apakah tanah sudah stabil atau masih terus turun. - Memastikan Kestabilan:
- Jika tanah turun terlalu cepat atau terlalu banyak, bangunan di sekitarnya bisa retak atau bahkan longsor.
- SP membantu memastikan penurunan tanah masih dalam batas yang “aman” sesuai perhitungan engineer.
- Menentukan Waktu Pengerjaan:
Dari data SP, kita bisa tahu kapan tanah sudah cukup padat dan aman untuk melanjutkan pembangunan (misalnya, jalan, gedung, atau bendungan).
Cara Pemasangan SP
Untuk dapat mengetahui kegunaan SP, kita harus tahu cara pemasangan dan cara membacanya.
- SP dipasang pada bidang tanah yang akan ditimbun preload.
- Tiang SP dicek kelurusannya dengan waterpass.
- Plate/kaki telapak SP diurug supaya SP berdiri dengan kokoh dan tidak roboh.
- Tiang SP diberi kode nomor dan ditempeli DATUM.
Cara Kerja SP :
- SP dipasang dipermukaan tanah yang akan ditimbun.
- Di atasnya diletakkan timbunan (tanah, pasir, atau material berat lain).
- Secara rutin, diukur seberapa banyak SP turun akibat beban timbunan.
- Data ini dicatat dan dianalisis untuk memastikan tanah tidak turun melebihi batas aman.
Cara Mengukur SP
Pengukuran elevasi dilakukan mengunakan alat seperti total station, automatic level dan laser rotator.
- Ukur elevasi datum terhadap Benchmark (BM) yang sudah ditentukan, untuk mendapatkan Initial Reading (nilai elevasi datum pertama).
- Initial Reading berfungsi untuk mengukur deviasi elevasi datum secara “day to day”.
- Deviasi datum inilah yang memunculkan besaran nilai penurunan.
Contoh Penggunaan Settlement Plate di Proyek Pembangunan Jalan Tol
![]() |
![]() |
![]() |
Salah satu contoh penggunaan SP di Indonesia adalah pada proyek pembangunan Embankment Tol Semarang – Demak 1B. Tol ini dibangun di atas laut yang memiliki tanah lunak sehingga memerlukan monitoring ketat terhadap pergerakan tanah. SP digunakan untuk memantau penurunan tanah di atas matras bambu, karena kestabilan tanah di area tersebut sangat penting untuk keselamatan. Data yang dihasilkan dari sp memungkinkan tim engineer untuk melakukan penyesuaian pada struktur timbunan agar tetap stabil dan aman.
Hal-Hal yang Harus Diperhatikan dalam Monitoring SP
Setelah membaca penjelasan tersebut di atas, sekarang akan kami sampaikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses monitoring SP terkait dengan volume timbunan yang akan dikerjakan.
- Telah diketahui bahwa setiap kali timbunan mengalami beban tambahan (baik karena beban material timbunan maupun karena proses compacting), maka timbunan akan mengalami penurunan.
- Besarnya penurunan tidak bisa dipastikan, karena material timbunan merupakan material alam dengan gradasi yang tidak sama dan tidak dapat dibuat sama dalam tiap lapisannya.
- Untuk mengukur atau memonitor besaran penurunan tanah tersebut, maka dipakai Settlement Plate (SP)sebagai acuan.
- Kita tidak mungkin dapat melihat ketebalan timbunan yang telah turun karena sudah terlapisi dengan material timbunan di atasnya lagi.
ALATUJIGEOTEKNIK – sebagai perusahaan yang bergerak dibidang control dan monitoring system, kami menjual settlemet plate dengan harga dan kulitas terbaik. Selain itu, kami juga menyediakan jasa instalasi dan monitoring settlement plate pada proyek dan konstruksi lainnya.
Informasi lebih lanjut atau konsultasi terkait alat dan jasa pemasangan settlement plate (SP) ini, silahkan hubungi kami di melalui :