ALATUJIGEOTEKNIK – Kestabilan lereng merupakan hal terpenting dalam aktivitas penambangan sistem terbuka (open pit), hal ini membentuk bench untuk menjaga kestabilan batuan. Namun, bench ini sering kali mengalami longsor (failure) yang disebabkan oleh dua faktor utama:

1. Aktivitas Penambangan: Meliputi kegiatan peledakan (blasting), pemuatan, pengangkutan, dan penimbunan yang dilakukan untuk mencapai target produksi.
2. Keadaan Alam Sekitar: Dipengaruhi oleh kondisi geologi batuan kekar (Joint), sesar (fault), lipatan (fold), tekanan air bawah tanah, dan intensitas curah hujan.

Namun, salah satu pemicu longsor yang paling berbahaya dan sering tersembunyi adalah Tekanan Air Bawah Tanah (Groundwater Pressure).

• Air Mengurangi Daya Kekuatan: Ketika air mengisi pori-pori dan retakan dalam massa batuan atau tanah, tekanan hidrostatisnya akan meningkat. Peningkatan tekanan ini secara drastis mengurangi kekuatan geser material, membuat batuan dan tanah seolah kehilangan “daya cengkeram” internalnya.
• Efek Domino: Jika tekanan air terlalu tinggi, daya penahan lereng menjadi lebih kecil daripada gaya pendorongnya, dan keruntuhan pun terjadi.

Longsor terjadi ketika Gaya Pendorong (gaya yang mendorong batuan untuk runtuh) lebih besar daripada Gaya Penahan (gaya yang mempertahankan kestabilan batuan). Keruntuhan ini biasanya diawali dengan runtuhan batuan kecil (raveling) secara terus-menerus dan dapat menimbulkan kerugian jiwa serta properti perusahaan. Oleh karena itu, pemantauan stabilitas lereng dengan Vibrating wire piezometer menjadi kunci untuk memprediksi dan mencegah longsor.

Baca juga :   Penjelasan Lengkap Mengenai Piezometer.

Apa itu Vibrating Wire Piezometer?

Vibrating wire piezometer adalah sensor geoteknik canggih yang dirancang khusus untuk mengukur tekanan air pori (pore water pressure) di dalam tanah, lereng, atau massa batuan.

Cara Kerja: Vibrating wire piezometer bekerja berdasarkan prinsip kawat bergetar. Tekanan air yang bekerja pada diafragma sensor akan mengubah tegangan pada kawat baja yang dipretensi di dalamnya. Perubahan tegangan ini menghasilkan perubahan frekuensi getaran kawat.

Hasil Pengukuran: Frekuensi getaran ini kemudian dikonversi menjadi data tekanan air yang akurat (biasanya dalam satuan Kilopascal/Kpa atau meter head).

Keunggulan VWP: Dibandingkan piezometer konvensional, VWP unggul karena memiliki stabilitas jangka panjang yang tinggi, ketahanan terhadap gangguan listrik, dan kemampuan untuk mengirimkan data secara digital dan real-time.

Proses Pemantauan Stabilitas Lereng Dengan Vibrating Wire Piezometer

Pemasangan vibrating wire piezometer merupakan tahapan yang sangat penting:

1. Instalasi: Sensor vibrating wire piezometer dipasang pada kedalaman dan lokasi spesifik di dalam lereng melalui lubang bor. Penempatan ini disesuaikan dengan formasi geologi yang paling rentan terhadap penumpukan air.
2. Perekaman Data: Data dari sensor dapat diambil secara manual menggunakan alat pembaca (readout) atau secara otomatis dan berkelanjutan melalui sistem Data Logger.
3. Analisis : Data pressure yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam model komputer (seperti menggunakan metode Limit Equilibrium) untuk menghitung Faktor Keamanan (FK) lereng.

Mengapa Pemantauan Stabilitas lereng Dengan itu Penting?

Memantau stabilitas lereng sangat penting karena berkaitan langsung dengan keselamatan jiwa, perlindungan aset, dan kelangsungan operasional di area konstruksi atau pertambangan.

Berikut adalah alasan utama mengapa monitoring kestabilan lereng merupakan hal wajib:

1. Keselamatan Jiwa dan Perlindungan Aset

Ini adalah alasan paling mendasar. Longsor yang terjadi tiba-tiba dapat menimbun pekerja, alat berat, atau merusak infrastruktur penting. Pemantauan berfungsi sebagai  sistem peringatan dini (early warning system) yang memberikan waktu bagi manajemen untuk mengevakuasi area sebelum terjadi keruntuhan besar, sehingga mencegah kerugian jiwa dan properti perusahaan.

2. Memahami Pengaruh Air Bawah Tanah

Longsor sering dipicu oleh faktor yang tidak terlihat: tekanan air bawah tanah (groundwater pressure). Monitoring, terutama menggunakan alat seperti VWP Piezometer, memungkinkan insinyur untuk:

• Mendeteksi Kenaikan Tekanan: Mengukur secara akurat seberapa besar tekanan air pori yang menumpuk di dalam lereng.
• Mengukur Kelemahan: Mengetahui bahwa semakin tinggi tekanan air, semakin rendah kekuatan geser batuan/tanah, yang berarti semakin turun nilai Faktor Keamanan (FK) lereng.

3. Memastikan Efektivitas Desain

• Verifikasi: Memastikan bahwa lereng yang dibangun benar-benar berperilaku sesuai dengan perhitungan desain awal.
• Koreksi: Jika hasil pemantauan menunjukkan nilai FK terlalu rendah, mereka dapat segera mengambil tindakan korektif, seperti menambah drainase (dewatering), sebelum terjadi longsor.

4. Optimalisasi Target Produksi

Ketidakstabilan lereng dapat mengganggu seluruh aktivitas produksi di tambang terbuka.

• Kerugian Waktu: Jika terjadi longsor, seluruh area harus ditutup untuk pembersihan dan perbaikan, menyebabkan kerugian waktu produksi yang besar.
• Perencanaan Tepat: Data monitoring membantu merencanakan tahapan penambangan berikutnya. 

5. Mengambil Keputusan Berbasis Data

Longsor tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan diawali dengan tanda-tanda seperti runtuhan batuan kecil (raveling). Dengan monitoring yang berkelanjutan, semua keputusan terkait stabilitas—mulai dari kapan harus melakukan dewatering hingga kapan harus menghentikan operasi—dibuat berdasarkan data kuantitatif yang akurat, bukan hanya perkiraan visual di lapangan.

>>LINK PRODUK SENSOR PEMANTAUAN STABILITAS LERENG<<

ALATUJIGEOTEKNIK – Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang control dan monitoring system, kami menjual sensor pemantauan stabilitas lereng dengan harga dan kulitas terbaik. Selain itu, kami juga menyediakan jasa instalasi dan monitoring vibrating wire piezometer pada tambang dan konstruksi lainnya. Informasi lebih lanjut atau konsultasi terkait alat dan jasa pemasangan piezometer ini, silahkan hubungi kami di whatsapp melalui :