ALATUJIGEOTEKNIK – Teknologi instrumentasi pemantauan seismik merupakan salah satu bidang yang berkembang sangat pesat dalam dunia konstruksi dan penanggulangan bencana hingga eksplorasi sumber daya alam saat ini. Kemajuan teknologi telah melahirkan berbagai perangkat canggih yang menjadi andalan para engineer untuk mengukur gerakan seismik pada bumi seperti Seismometer, Accelerograph, Seismograph, dan Wireless Geophone. Instrumen-instrumen ini bukan sekadar alat perekam getaran, melainkan instrumen seismik yang mampu memberikan data presisi mengenai karakteristik guncangan tanah dan eksplorasi sumber daya alam.
Dalam implementasinya, peran instrumen pemantauan seismik sangat krusial, terutama pada struktur bangunan besar seperti jembatan panjang, gedung pencakar langit, hingga bendungan. Kemampuan sensor untuk menyajikan data secara real-time sangatlah krusial. Dengan data percepatan. Dengan data percepatan dan frekuensi getaran yang terekam, engineer dapat melakukan analisis pasca-gempa untuk menentukan apakah sebuah bangunan masih aman digunakan atau memerlukan penanganan darurat, sehingga risiko kegagalan struktur dapat diminimalisir sedini mungkin.
Lalu, apa saja macam-macam instrumennya dan bagaimana cara kerjanya ? mari kita mengenal instrumen pemantauan seismik, berikut ulasannya .
Baca juga : Peran Seismic Sensor dalam Studi Struktur dan Kerak Bumi
Macam-Macam Instrumen Pemantauan Seismik
Setiap instrumen seismik dirancang dengan karakteristik sensor yang berbeda-beda tergantung pada tujuan penggunaannya, apakah untuk mendeteksi mikroseismik, getaran di struktur bangunan, atau mencari cadangan minyak dan gas. Berikut adalah penjelasan mengenai instrumen-instrumen tersebut:
1. Seismometer (Broadband Seismometer)
![]()
Seismometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur getaran tanah pada berbagai rentang frekuensi. Alat ini sangat sensitif dan mampu mendeteksi aktivitas seismik seperti gempa bumi jauh, pergerakan tanah mikro, hingga letusan gunung berapi.
Fungsi: Membantu menentukan lokasi (epicenter), kedalaman, dan mengukur kekuatan (magnitudo) gempa.
Cara Kerja: Menggunakan prinsip elektromagnetik. Sebuah kumparan kawat bergerak di sekitar magnet permanen saat terjadi getaran, menghasilkan arus listrik kecil yang diubah menjadi data digital.
2. Strong Motion Accelerograph (SMA)

Strong Motion Accelerograph merupakan instrumen yang digunakan untuk merekam guncangan tanah yang sangat kuat. Pada umumnya peralatan Accelerograph ditempatkan di daerah untuk mengukur variasi guncangan pada struktur geologi setempat atau kontruksi seperti bendungan dll. Accelerograph sangat berguna saat Seismograph yang biasa menentukan lokasi dan magnitudo gempa off scale atau berhenti beroperasi akibat guncangan kuat, sehingga tidak bisa memberikan data.
Accelerograph didesain mampu untuk bekerja pada saat terjadi gempabumi yang sangat kuat. Sehingga getaran tanah atau goncangan yang terjadi mampu direkam. Rekaman – rekaman accelerograph memberikan data nilai percepatan tanah maksimum disuatu tempat akibat adanya gempa baik lemah maupun kuat
Fungsi : Memberikan data nilai percepatan tanah maksimum (PGA) yang sangat berguna bagi insinyur sipil untuk mengevaluasi ketahanan struktur bangunan.
Cara Kerja : Berbeda dengan seismometer, alat ini sering menggunakan teknologi sensor MEMS yang mengukur seberapa besar gaya percepatan yang diterima alat saat guncangan terjadi. Alat ini tetap stabil dan tidak rusak meskipun terjadi gempa dahsyat.
3. Wireless Geophone

Wireless Geophone dalah salah satu alat pendeteksi getaran dan gelombang seismik yang sangat penting dalam berbagai aplikasi geofisika. geophone menjadi sensor utama untuk mengukur getaran seismik, terutama dalam studi eksplorasi minyak dan gas, serta pemantauan geologi. Geophone sendiri sangat sensitif terhadap perubahan getaran di dalam tanah. Ribuan geophone ditancapkan di area luas untuk memetakan struktur bawah tanah melalui gelombang seismik.
Fungsi : Memetakan struktur bawah tanah untuk mencari cadangan minyak, gas, atau panas bumi.
Cara Kerja: Mirip dengan seismometer namun lebih sederhana. Geophone ditancapkan ke tanah dan menangkap pantulan gelombang seismik yang memantul dari lapisan batuan di bawah tanah, kemudian mengirimkan datanya secara nirkabel ke pusat kendali.
4. Seismograph
![]()
Banyak orang sering tertukar antara seismometer dan seismograph. Secara teknis, Seismograph adalah satu kesatuan sistem yang terdiri dari sensor (seismometer) dan alat pencatat (rekorder/digitizer).
Fungsi : Mengolah sinyal dari sensor menjadi bentuk visual (grafik) dan menyimpannya.
Cara Kerja : Ia menerima sinyal listrik dari sensor, memberikan label waktu yang akurat (biasanya menggunakan GPS), dan mencatatnya dalam bentuk grafik yang disebut Seismogram.
Inilah sekilas ulasan mengenai Mengenal Instrumen Pemantauan Seismik. Jadi, apakah Anda sudah mulai memahami perangkat mana yang paling sesuai dengan kebutuhan proyek atau riset Anda?
>>LINK PRODUK SENSOR PEMANTAUAN SEISMIK<<
ALATUJIGEOTEKNIK – Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang control dan monitoring system, kami menjual sensor untuk pemantauan seismik dengan harga dan kulitas terbaik. Selain itu, kami juga menyediakan jasa instlasi dan monitoring geophone pada perusahaan geothermal dan konstruksi lainnya. Informasi lebih lanjut atau konsultasi terkait alat dan jasa pemasangan ini, silahkan hubungi kami di whatsapp melalui :

