Teknologi instrumentasi adalah salah satu bidang yang berkembang pesat dalam era industri dan konstruksi saat ini. Kemajuan teknologi juga membuat bidang instrumentasi juga berkembang pesat, dimulai dari data akusisi, pengolahan data, penyimpanan data dan pendistribusian data juga sudah dilakukan secara digital dan terotomasi. Bahkan pengumpulan data saat ini sudah dapat dilakukan melalui jarak jauh atau melalui internet.
Pengujian struktur bangunan seperti jembatan, gedung tinggi, atau bendungan kemampuan untuk mengumpulkan, memproses, dan menganalisis data sensor secara real-time ini sangat krusial. Oleh karena itu, peran utama sistem data akusisi untuk pengujian struktur adalah menjembatani sensor-sensor fisik di lapangan dengan sistem analisis digital, memastikan bahwa perilaku dan kesehatan struktural bangunan dapat dipantau secara akurat.
Simak artikel berikut penjelasan dan cara kerja data akuisisi untuk pengujian struktur :
Baca juga : Data Akusisi : Pengertian Fungsi dan Peran Untuk Industri
Apa itu Data Akusisi?

Data Akuisisi merupakan sistem yang digunakan untuk menangkap, mengukur, dan mendigitalkan data yang berasal dari sensor yang dipasang pada objek pengujian. Sistem ini terdiri dari beberapa komponen utama seperti sensor untuk menangkap parameter fisik di lapangan (misalnya deformasi, tegangan, suhu, getaran), signal conditioner, analog-to-digital converter (ADC) untuk mengubah sinyal analog sensor menjadi data digital, serta komputer atau software untuk menampilkan dan menganalisis data.
Dalam konteks pengujian struktur, data akuisisi mampu mengambil sampel data dari berbagai sensor secara simultan dan menyimpannya untuk dianalisa lebih lanjut. Hal ini memungkinkan pemantauan kondisi struktur secara terus-menerus sehingga bisa mengetahui karakteristik kekuatan, kerusakan, atau perubahan pada struktur. Data seperti tegangan (strain), suhu, tekanan, pergeseran, dan getaran yang diukur sangat penting untuk menentukan waktu perawatan maintenance.
Dengan adanya sistem data akuisisi, pengujian struktur menjadi lebih efisien dan akurat dibandingkan metode manual. Sistem ini juga memungkinkan monitoring jarak jauh dan otomatis, sehingga memperkecil risiko kesalahan manusia dan memungkinkan deteksi dini masalah pada struktur penting seperti jembatan, gedung, dan bendungan.
Singkatnya, data akuisisi dalam pengujian struktur adalah kunci untuk mendapatkan data kuantitatif berkualitas tinggi dari berbagai sensor agar pemantauan dan evaluasi kekuatan maupun kesehatan struktur berjalan dengan baik dan dapat memberikan informasi kritis untuk keselamatan dan perawatan.
Bagaimana Cara Kerja Data Akuisisi dan Sensor dalam Pengujian Struktur ?

Pengujian struktur melibatkan rangkaian proses elektronik untuk mengubah kondisi fisik (misalnya, tekanan, regangan, atau suhu) menjadi data digital yang dapat dianalisis. Proses ini melibatkan integrasi sistematis antara sensor dan sistem Data Akuisisi (DAQ).
Secara garis besar, proses ini mengikuti lima langkah utama, mem bentuk sebuah rantai yang dimulai dari pengukuran di lapangan hingga analisis di komputer:
1. Pengukuran Fenomena Fisik (Peran Sensor)
Setiap pengujian struktur dimulai dengan sensor. Sensor adalah komponen pertama yang berfungsi mengukur fenomena fisik pada struktur.
- Tugas Sensor: Mengubah besaran fisik (non-listrik) menjadi sinyal listrik (analog), biasanya dalam bentuk tegangan atau arus.
- Contoh: Strain Gauge mengukur regangan dan mengubahnya menjadi perubahan resistensi listrik; Piezometer mengukur tekanan air dan mengubahnya menjadi frekuensi listrik.
2. Pengkondisian Sinyal (Signal Conditioning)
Sinyal analog yang dihasilkan sensor seringkali sangat lemah (low-level) dan rentan terhadap gangguan (noise). Fungsi Pengkondisian Sinyal adalah membersihkan dan menyiapkan sinyal agar siap dikonversi.
- Penguatan (Amplification): Sinyal yang sangat rendah diperkuat (ditingkatkan levelnya) sehingga berada dalam rentang tegangan yang dapat dibaca oleh hardware DAQ.
- Penyaringan (Filtering): Menggunakan filter untuk menghilangkan noise atau gangguan frekuensi tinggi yang tidak relevan dengan pengukuran struktur.
- Kompatibilitas: Memastikan sinyal berada dalam rentang tegangan ideal yang dibutuhkan oleh Analog-to-Digital Converter (ADC).
3. Konversi Analog ke Digital (Peran Hardware DAQ dan ADC)
Ini adalah langkah inti dari sistem Data Akuisisi. Perangkat Keras Akuisisi (Hardware DAQ) mengambil sinyal yang sudah dikondisikan dan mengubahnya menjadi angka digital.
- ADC (Analog-to-Digital Converter): Komponen utama di dalam hardware DAQ. ADC mengambil sinyal analog yang berkelanjutan (berupa gelombang tegangan) dan mengubahnya menjadi serangkaian angka biner (0 dan 1) yang dapat dipahami oleh komputer.
- Sampling Rate: Proses konversi ini dilakukan pada kecepatan tertentu (sampling rate), menentukan seberapa sering data diambil per detik.
4. Pengiriman dan Penyimpanan Data
Data digital yang sudah dikonversi kemudian dikirim dari hardware DAQ ke komputer atau server pusat melalui koneksi fisik (kabel USB, Ethernet) atau nirkabel (Internet/jaringan seluler).
- Tujuan: Data disimpan dalam database atau server agar dapat diakses kapan saja dan menjadi arsip historis kondisi struktur.
5. Pemrosesan dan Analisis (Peran Komputer)
Langkah terakhir dilakukan oleh perangkat lunak khusus di Komputer Pribadi (Personal Computer) atau server.
- Visualisasi: Data ditampilkan dalam bentuk grafik, diagram, atau tabel yang mudah dibaca oleh insinyur.
- Analisis: Dilakukan perhitungan, perbandingan dengan batas toleransi, dan analisis statistik untuk mendeteksi anomali. Misalnya, data regangan dianalisis untuk menentukan apakah struktur mengalami kerusakan atau degradasi kekuatan.
>>LINK PRODUK DATA ACQUISITION<<
ALATUJIGEOTEKNIK – sebagai perusahaan yang bergerak dibidang control dan monitoring system, kami menjual Data Akusisi dengan harga dan kulitas terbaik. Selain itu, kami juga menyediakan layanan instalasi data akusisi pada tambang dan konstruksi lainnya. Informasi lebih lanjut atau konsultasi terkait alat data akusisi ini, silahkan hubungi kami di whatsapp melalui :

