ALATUJIGEOTEKNIK – Sinkhole atau amblesan sering muncul di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini, terutama di Asia Tenggara. Sinkhole biasanya muncul akibat peristiwa geologi alami ataupun aktivitas manusia. Pemicu alami amblesan adalah proses pelarutan batuan bawah permukaan oleh air, umum pada batuan karbonat (batugamping, dolomit), garam, serta gypsum.
Baik secara alamiah maupun akibat pengaruh aktivitas manusia, kecepatan dan tingkat amblesan dikontrol oleh kondisi litologi, iklim, vegetasi dan waktu. Selain itu, amblesan dipicu oleh beberapa proses seperti: pelarutan batuan, erosi mekanik bawah permukaan, kompresi atau kompaksi, pengaliran air tanah, getaran, dan penyusutan.
Baca juga : Beberapa Penyebab Terjadinya Tanah Amblas
Apa Itu Sinkhole?
Sinkhole adalah lubang besar yang terjadi secara mendadak di permukaan tanah akibat amblasnya bagian atas tanah. Fenomena ini merupakan depresi alami atau lubang yang terbentuk karena hilangnya lapisan tanah atau bantalan batuan di bawah permukaan, biasanya akibat aliran air bawah tanah yang melarutkan material seperti batu kapur. Lubang sinkhole dapat bervariasi dalam ukuran, mulai dari yang kecil kurang dari satu meter hingga ratusan meter dalam diameter dan kedalaman. Proses pembentukan sinkhole bisa berlangsung secara bertahap atau mendadak, dan sering terjadi di daerah dengan batuan karst yang mudah larut oleh air.
Sinkhole dapat juga dipicu oleh berbagai faktor seperti beban berlebih akibat hujan deras, kerusakan saluran air, ekstraksi air tanah berlebihan (overpumping), hingga aktivitas manusia seperti runtuhnya tambang bawah tanah. Fenomena ini dapat menimbulkan risiko besar bagi keselamatan manusia dan kerusakan infrastruktur, terutama di wilayah perkotaan dan jalan raya.
Mengapa Mendeteksi Sinkhole Itu Penting?
Mendeteksi sinkhole sangat penting karena sinkhole dapat terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kerusakan serius pada infrastruktur, seperti jalan, gedung, dan fasilitas umum lainnya, yang berpotensi menimbulkan risiko besar bagi keselamatan manusia. Fenomena ini sering sulit diprediksi karena keberadaan rongga bawah tanah tidak tampak dari permukaan, sehingga deteksi dini dengan teknologi seperti georadar atau survei geologi sangat diperlukan untuk mengurangi risiko amblesan.
Deteksi dan pemantauan potensi sinkhole memungkinkan pengambilan langkah mitigasi yang tepat dan cepat, seperti evakuasi, stabilisasi tanah dengan pengisian rongga, perbaikan infrastruktur, dan pengelolaan air tanah yang tepat. Dengan cara ini, risiko kerusakan yang meluas dan kecelakaan fatal dapat diminimalkan. Selain itu, pemahaman terhadap kondisi geologi dan tekanan air bawah tanah sangat penting untuk merencanakan pembangunan yang aman, terutama di daerah rawan sinkhole.
3 Metode Mendeteksi Potensi Tanah Sinkhole
Untuk mendeteksi potensi tanah sinkhole atau amblesan, diperlukan metode survei geofisika yang dapat memetakan kondisi bawah permukaan. Berikut penjelasan dari 3 metode tersebut :
1. Metode Ground Penetrating Radar (GPR)
Deteksi potensi bahaya sinkhole dengan alat Ground Penetrating Radar (GPR) adalah metode non-destruktif yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik untuk memetakan struktur bawah permukaan tanah. GPR memancarkan gelombang radar ke dalam tanah dan menerima gelombang yang dipantulkan kembali oleh material atau rongga di bawah permukaan.
Dengan cara ini, GPR dapat mengidentifikasi keberadaan rongga kosong, perubahan material, dan anomali lain yang menjadi indikasi potensi sinkhole. Prinsip kerja GPR adalah memancarkan gelombang elektromagnetik dengan frekuensi antara 10 MHz hingga 2,6 GHz ke dalam tanah. Ketika gelombang ini mengenai batas antara material dengan sifat listrik berbeda—misalnya tanah padat versus rongga udara—sebagian gelombang akan dipantulkan kembali.
Antena penerima menangkap sinyal pantulan tersebut dan mengubahnya menjadi data visual yang disebut radargram, yang menunjukkan struktur bawah tanah secara detail. Pengunaan GPR untuk deteksi sinkhole sangat penting di area perkotaan dan jalan karena bisa mencegah kerusakan mendadak yang berbahaya bagi infrastruktur dan keselamatan publik. Metode ini memungkinkan pemeriksaan tanpa merusak permukaan tanah dan dapat diaplikasikan secara cepat serta menyeluruh.
2. Metode Geolistrik
Metode lain yang digunakan untuk mendeteksi amblesan adalah metode geolistrik. Penelitian mengenai amblesan menggunakan metode geolistrik, di daerah Nusakambangan, mendapatkan hasil bahwa amblesan terjadi pada nilai resistivitas tinggi dan terletak di kedalaman 10–20 meter dari permukaan tanah. Hasil kajian rongga atau amblesan juga dijumpai pada batuan karbonat di daerah Kalimantan Selatan.
Kajian penelitian ini merupakan kajian lanjutan dari yang meneliti secara umum mengenai amblesan di Ponjong. Penelitian ini bertujuan lebih spesifik dalam mengkaji kondisi geologi dan bawah permukaan daerah penelitian. Tipe dan genesa amblesan diidentifikasi berdasarkan klasifikasi. Kondisi bawah permukaan dimodelkan secara 3D untuk dijadikan acuan dilakukannya mitigasi terhadap amblesan di daerah penelitian.
3. Metode Seismic
Metode Seismic adalah salah satu metode yang didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismik yang dimasukkan ke dalam tanah, lalu direfleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas batuan. Untuk melakukannya, metode ini menggunakan sensor getaran frekuensi rendah (geophone) di permukaan tanah guna mendapatkan data getaran di bawah permukaan. Hasil getaran ini kemudian diolah. Dari pengolahan data tersebut, berbagai informasi dapat dihasilkan, seperti jenis batuan, letak objek terkubur, karakteristik tanah, keamanan bangunan, hingga potensi bencana alam di kedalaman tertentu.
>>LINK PRODUK DETEKSI SINKHOLE<<
ALATUJIGEOTEKNIK – Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang control dan monitoring system, kami menjual Alat Survey Deteksi Sinkhole dengan harga dan kulitas terbaik. Selain itu, kami juga menyediakan layanan purna jual. Informasi lebih lanjut atau konsultasi terkait robotic total station ini, silahkan hubungi kami di whatsapp melalui :